#Day 29: Part II Bingkisan Senja yang Indah

29 May 2012 1 comments

****
Aku masih termenung, menerawang jauh ke ujung pantai yang luas, menyusuri tiap jengkal keindahan pantai dan langit yang terbentang luas, kupuaskan diriku berlarian dari ujung ke ujung hanya untuk merasakan angin menampar-nampar lebut wajah ku. Nyaman, perasaanku bebas, tenang. Tak terasa senja telah menanti di ufuk barat untuk segera mampir keperaduannya, aku pun memutuskan untuk beristirahat di pinggir pantai.

"ahh!!! indah......" gumamku sambil merebahkan diri diatas pasir putih nan bersih.
"kau,,,,, orang baru ya???", tanya seseorang yang hanya terdengar suaranya.
"Siapa itu???", tanyaku kebingungan.

Sontak saja, seorang anak perempuan muncul dari balik pohon. Gadis mungil yang bertubuh kurus dengan gaun yang berwarna oranye tanpa alas kaki itu menatapku tak berkedip, rambutnya yang hitam legam dibiarkan terurai dan dipermainkan oleh angin sore kala itu, tampaknya usianya tak jauh beda denganku.

"Penduduk sini?,,,,"tanyaku.

Ia terdiam dan menunduk.

"Kenapa tak menjawab pertanyaanku?" tanyaku lagi gusar.
"Kau pun tak menjawab pertanyaanku.......", ujarnya.
"Ya.... aku baru pindah hari ini", jawabku.
"Ya, aku pernah tinggal di sini," jawabnya.
"Pernah? berarti sekarang kau tidak lagi tinggal di sini?", tanyaku agak menyelidik.

Lagi-lagi ia tak menjawab, lalu menarik tanganku, raut wajahnya terlihat agak kesal.
"Ada apa?", tanyaku meminta penjelasan.
"Kau berdiri tepat di atas kerang-kerangku, bisa-bisa kau merusaknya," jawabnya sambil bersungut-sungut.

Aku terdian, beranjak dari tempat ku berdiri, lalu membiarkan ia mengorek-ngorek pasir tempat ku berdiri. Beberapa menit kemudian wajahnya berubah manis, ia tersenyum, lesung pipit di wajahnya membuat senja kala itu semakin syahdu.

"Lihat!!! indah bukan?" ujarnya sambil menunjukkan dua buah kerang berwarna putih dan bersih.
"kenapa kau menguburnya? aneh!!" ujarku.

Ia mendelik, kemudian kembali tersenyum sambil melihat kedua kerang yang dipegangnya.
"Nih!!!", ujarnya sambil memberikan kerang yang ada di tangan kanannya.
"Apaan ini?" tanyaku
"buat kamu, si........"
"Haikal, namaku Haikal", jawabku memotong kalimatnya.
"Hem.... kerangnya buat si Haikal", ujarnya mengulangi kalimat yang kupotong barusan.
"terima kasih em..........."

Ia tersenyum, lalu berkata, "Indah"
"Terima kasih Indah....",  ucapku mengulangi.
Ia tersenyum, dan mulai beranjak, menjauh meninggalkanku. Aku membalas senyumnya, menatapinya hingga ia tak lagi tampak dari pandanganku.


1 comments:

Post-it Widget

Listen to the colour of your dreams.

THE BEATLES, Tomorrow Never Knows





I MUST remember

Seeing is deceiving, dreaming is believing It's okay not to be okay Sometimes it's hard to follow your heart
But tears don't mean you're losing Everybody's bruising There's nothing wrong with who you are

JESSIE J - WHO YOU ARE

#Day 29: Part II Bingkisan Senja yang Indah


****
Aku masih termenung, menerawang jauh ke ujung pantai yang luas, menyusuri tiap jengkal keindahan pantai dan langit yang terbentang luas, kupuaskan diriku berlarian dari ujung ke ujung hanya untuk merasakan angin menampar-nampar lebut wajah ku. Nyaman, perasaanku bebas, tenang. Tak terasa senja telah menanti di ufuk barat untuk segera mampir keperaduannya, aku pun memutuskan untuk beristirahat di pinggir pantai.

"ahh!!! indah......" gumamku sambil merebahkan diri diatas pasir putih nan bersih.
"kau,,,,, orang baru ya???", tanya seseorang yang hanya terdengar suaranya.
"Siapa itu???", tanyaku kebingungan.

Sontak saja, seorang anak perempuan muncul dari balik pohon. Gadis mungil yang bertubuh kurus dengan gaun yang berwarna oranye tanpa alas kaki itu menatapku tak berkedip, rambutnya yang hitam legam dibiarkan terurai dan dipermainkan oleh angin sore kala itu, tampaknya usianya tak jauh beda denganku.

"Penduduk sini?,,,,"tanyaku.

Ia terdiam dan menunduk.

"Kenapa tak menjawab pertanyaanku?" tanyaku lagi gusar.
"Kau pun tak menjawab pertanyaanku.......", ujarnya.
"Ya.... aku baru pindah hari ini", jawabku.
"Ya, aku pernah tinggal di sini," jawabnya.
"Pernah? berarti sekarang kau tidak lagi tinggal di sini?", tanyaku agak menyelidik.

Lagi-lagi ia tak menjawab, lalu menarik tanganku, raut wajahnya terlihat agak kesal.
"Ada apa?", tanyaku meminta penjelasan.
"Kau berdiri tepat di atas kerang-kerangku, bisa-bisa kau merusaknya," jawabnya sambil bersungut-sungut.

Aku terdian, beranjak dari tempat ku berdiri, lalu membiarkan ia mengorek-ngorek pasir tempat ku berdiri. Beberapa menit kemudian wajahnya berubah manis, ia tersenyum, lesung pipit di wajahnya membuat senja kala itu semakin syahdu.

"Lihat!!! indah bukan?" ujarnya sambil menunjukkan dua buah kerang berwarna putih dan bersih.
"kenapa kau menguburnya? aneh!!" ujarku.

Ia mendelik, kemudian kembali tersenyum sambil melihat kedua kerang yang dipegangnya.
"Nih!!!", ujarnya sambil memberikan kerang yang ada di tangan kanannya.
"Apaan ini?" tanyaku
"buat kamu, si........"
"Haikal, namaku Haikal", jawabku memotong kalimatnya.
"Hem.... kerangnya buat si Haikal", ujarnya mengulangi kalimat yang kupotong barusan.
"terima kasih em..........."

Ia tersenyum, lalu berkata, "Indah"
"Terima kasih Indah....",  ucapku mengulangi.
Ia tersenyum, dan mulai beranjak, menjauh meninggalkanku. Aku membalas senyumnya, menatapinya hingga ia tak lagi tampak dari pandanganku.


1 comments:

Ohh kak oz...
maaf baru baca. Baru inget. Aku mau baca cerpen kaka yang lain dong :) Kalo diizinkan itumah :O


Labels

Click, then..... see what happen....

Ads 468x60px

Another Transits

Followers

Featured Posts

 

©Copyright 2011 Ozoers | TNB