#Day 13: Jika Rindu Kampung Halaman Saya akan....

13 May 2012 0 comments



Sebagai anak rantau, adakalanya saya merasa rindu akan kampung halaman saya di Jambi. Maklum, lahir dan dibesarkan di Jambi selama bertahun-tahun tak membuat saya yang sudah 4 tahun tinggal di Bekasi dengan begitu saja melupakan kampung halaman saya (yaiyalahh kan baru 4 tahun di sini). Kampung saya bernama Rantau Ikil, merupakan salah satu desa yang termasuk kedalam kecamatan Jujuhan di kabupaten Muara Bungo provinsi Jambi. Namanya desa, pasti suasananya sepi, lengang, hanya pepohonan yang berjejer di sepanjang jalan, ditambah dengan udara pagi yang segar, hemph........ sampai saat ini saya masih bisa merasakan dinginnya udara pagi dan nyanyian para burung kala itu. Saat saya masih berada di kampung.


Kini, saya sudah hampir 4 tahun meninggalkan kampung halaman saya, rindu kadang menusuk. Meskipun setahun sekali kami sekeluarga menyempatkan untuk pulang saat hari Lebaran tiba. Hal yang paling saya rindukan dari kampung halaman saya adalah suasananya yang tenang, kemudian saat pagi menjelang merupakan suasana yang paling indah untuk menarik selimut dan kembali tidur (karena udaranya sangat dingin :P) suasana seperti itu jarang saya temukan di Bekasi yaaaa,,,,,, ramai, tak ada ketenangan, macet, panas, dan emosi. Namun fasilitas antara kota Bekasi dan kampung saya sangatlah berbeda jauh, namanya juga kampung, mall aja baru satu itu pun jarak yang ditempuh sekitar 25menit baru bisa ke "Plaza" kami menyebutnya. Pasar pun hanya 4 kali seminggu, berbeda dengan Bekasi yang pasarnya setiap hari dari pagi sampai malam. Selain saya merindukan suasananya ada hal lain yang lebih saya rindukan lagi, yaitu rumah dan kenangan tentang ibu saya. Disanalah saya dilahirkan, dan dibesarkan tanpa pernah tahu rupanya, tanpa pernah mendapatkan kesempatan untuk menyentuh wajahnya, dan berada dipelukannya. Kenangan tentangnya hanya hadir melalui cerita saudara-saudara saya saja. Meskipun tak pernah ada kenangan yang nyata antara saya dan ibu, saya tetap senang karena setidaknya ia hidup melalui cerita saudara saya dan mengetahui dengan melahirkan saya merupakan bukti betapa ia mencintai saya.

Di kala rindu datang ada beberapa hal yang mungkin saya bisa lakukan untuk mengurangi rasa rindu  yaitu dengan menyetel lagu-lagu daerah Jambi, saya teringat sewaktu saya masih duduk dibangku SMP, saya sangat sering menyetel lagu-lagu tersebut ketika sedang beraktifitas seperti ketika sedang menyapu rumah, atau pun mengerjakan PR, dan malam ini ketika mama meminta saya mencarikan, mendownload dan mendengarkan lagu yang berjudul "Ketimun Bungkuk" saya merasa seperti kembali pada saat-saat saya sedang berada di teras rumah, menulis sekenanya dalam buku diary saya yang berwarna Biru sambil mendengarkan lagu-lagu daerah Jambi.

Kemudian, selain mendengarkan musik asal daerah, cara lainnya untuk mengurangi rasa rindu bisa melalui bahasa daerah; aku, adik dan ayah , kami terbiasa berbicara dalam bahasa daerah jika sedang berada dirumah, hal seperti ini terkadang membuat saya merasa sedang tidak berada di Bekasi tapi di kampung halaman saya dan kerinduan itu setidaknya bisa berkurang.

Dan yang terakhir, cara untuk mengurangi rasa rindu bisa melalui makanan khas kampung saya yaitu sambal tempoyak, "tempoyak" merupakan bumbu tambahan yang biasa dicampurkan ketika membuat gulai ikan, tempoyak ini terbuat dari durian matang ..... emmmmm...... selain enak, makanan ini selalu berhasil membuat saya merasa sedang berada dikampung :) ...... nah, bagaimana dengan anak rantau yang lainnya jika sedang rindu kampung halaman??? apa yang kalian lakukan untuk mengurangi rasa rindu tersebut,,,,, berbagi cerita sedikit sepertinya akan sangat menyenangkan :)

0 comments:

Post-it Widget

Listen to the colour of your dreams.

THE BEATLES, Tomorrow Never Knows





I MUST remember

Seeing is deceiving, dreaming is believing It's okay not to be okay Sometimes it's hard to follow your heart
But tears don't mean you're losing Everybody's bruising There's nothing wrong with who you are

JESSIE J - WHO YOU ARE

#Day 13: Jika Rindu Kampung Halaman Saya akan....




Sebagai anak rantau, adakalanya saya merasa rindu akan kampung halaman saya di Jambi. Maklum, lahir dan dibesarkan di Jambi selama bertahun-tahun tak membuat saya yang sudah 4 tahun tinggal di Bekasi dengan begitu saja melupakan kampung halaman saya (yaiyalahh kan baru 4 tahun di sini). Kampung saya bernama Rantau Ikil, merupakan salah satu desa yang termasuk kedalam kecamatan Jujuhan di kabupaten Muara Bungo provinsi Jambi. Namanya desa, pasti suasananya sepi, lengang, hanya pepohonan yang berjejer di sepanjang jalan, ditambah dengan udara pagi yang segar, hemph........ sampai saat ini saya masih bisa merasakan dinginnya udara pagi dan nyanyian para burung kala itu. Saat saya masih berada di kampung.


Kini, saya sudah hampir 4 tahun meninggalkan kampung halaman saya, rindu kadang menusuk. Meskipun setahun sekali kami sekeluarga menyempatkan untuk pulang saat hari Lebaran tiba. Hal yang paling saya rindukan dari kampung halaman saya adalah suasananya yang tenang, kemudian saat pagi menjelang merupakan suasana yang paling indah untuk menarik selimut dan kembali tidur (karena udaranya sangat dingin :P) suasana seperti itu jarang saya temukan di Bekasi yaaaa,,,,,, ramai, tak ada ketenangan, macet, panas, dan emosi. Namun fasilitas antara kota Bekasi dan kampung saya sangatlah berbeda jauh, namanya juga kampung, mall aja baru satu itu pun jarak yang ditempuh sekitar 25menit baru bisa ke "Plaza" kami menyebutnya. Pasar pun hanya 4 kali seminggu, berbeda dengan Bekasi yang pasarnya setiap hari dari pagi sampai malam. Selain saya merindukan suasananya ada hal lain yang lebih saya rindukan lagi, yaitu rumah dan kenangan tentang ibu saya. Disanalah saya dilahirkan, dan dibesarkan tanpa pernah tahu rupanya, tanpa pernah mendapatkan kesempatan untuk menyentuh wajahnya, dan berada dipelukannya. Kenangan tentangnya hanya hadir melalui cerita saudara-saudara saya saja. Meskipun tak pernah ada kenangan yang nyata antara saya dan ibu, saya tetap senang karena setidaknya ia hidup melalui cerita saudara saya dan mengetahui dengan melahirkan saya merupakan bukti betapa ia mencintai saya.

Di kala rindu datang ada beberapa hal yang mungkin saya bisa lakukan untuk mengurangi rasa rindu  yaitu dengan menyetel lagu-lagu daerah Jambi, saya teringat sewaktu saya masih duduk dibangku SMP, saya sangat sering menyetel lagu-lagu tersebut ketika sedang beraktifitas seperti ketika sedang menyapu rumah, atau pun mengerjakan PR, dan malam ini ketika mama meminta saya mencarikan, mendownload dan mendengarkan lagu yang berjudul "Ketimun Bungkuk" saya merasa seperti kembali pada saat-saat saya sedang berada di teras rumah, menulis sekenanya dalam buku diary saya yang berwarna Biru sambil mendengarkan lagu-lagu daerah Jambi.

Kemudian, selain mendengarkan musik asal daerah, cara lainnya untuk mengurangi rasa rindu bisa melalui bahasa daerah; aku, adik dan ayah , kami terbiasa berbicara dalam bahasa daerah jika sedang berada dirumah, hal seperti ini terkadang membuat saya merasa sedang tidak berada di Bekasi tapi di kampung halaman saya dan kerinduan itu setidaknya bisa berkurang.

Dan yang terakhir, cara untuk mengurangi rasa rindu bisa melalui makanan khas kampung saya yaitu sambal tempoyak, "tempoyak" merupakan bumbu tambahan yang biasa dicampurkan ketika membuat gulai ikan, tempoyak ini terbuat dari durian matang ..... emmmmm...... selain enak, makanan ini selalu berhasil membuat saya merasa sedang berada dikampung :) ...... nah, bagaimana dengan anak rantau yang lainnya jika sedang rindu kampung halaman??? apa yang kalian lakukan untuk mengurangi rasa rindu tersebut,,,,, berbagi cerita sedikit sepertinya akan sangat menyenangkan :)

0 comments:

Labels

Click, then..... see what happen....

Ads 468x60px

Another Transits

Followers

Featured Posts

 

©Copyright 2011 Ozoers | TNB